Jumat, 09 Mei 2014

Keutamaan Bulan Ramadhan



            Keutamaan Bulan Ramadhan
1. Ramadhan bulan mulia, bulan padanya diturunkan Al-Quran.
Firman Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.........
Bulan Ramadhan, (bulan) yang diturunkan padanya Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan dari petunjuk dan pembeda (antara haq dan bathil)…..(QS 2 : 185) 
Allah, SWT menyanjung bulan Ramadhan sebagai bulan yang padanya diwajibkan bershiyam (berpuasa) adalah lebih utama dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah – dengan iradah syar'iyahNya (kehendak Allah yang berhubungan dengan aturan hidup bagi manusia)- membedakan nilai suatu waktu dari suatu waktu lainnya. Jadi tidak benar kalau ada orang mengatakan " semua hari sama, semua bulan sama".
Dalam konteks ini, Allah, SWT membedakan nilai bulan Ramadah dari bulan-bulan lainnya; dimana Allah memilih bulan Ramadhan (bulan kesembilan dari bulan-bulan qomariyah) untuk menurunkan Al-Quran sebagai kitab petunjuk bagi manusia. Bahkan pada bulan Ramadhan pula semua kitab-kitab Allah diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad SAW.
Dari Wailah bin Al Asqa' RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Shuhuf Ibrahim diturunkan   pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan dan Allah menurunkan Al-Quran pada dua puluh empat Ramadhan". ( (Ref : Musnad Imam Ahmad Bin Hambal 4/107).
Telah diriwayatkan melalui hadits Jabir bin Abdullah RA, disebutkan antara lain bahwa kitab Zabur diturunkan pada malam dua belas Ramadhan. (HR Ibnu Marduyah). Maka bulan Ramadhan adalah bulan istimewa karena padanya diturunkan semua kitab-kitab Allah kepada manusia melalui para rasul-rasulNya.
Cara diturunkannya kitab-kitab Allah sebelum Al-Quran:
Suhuf Ibrahim, Taurat, Zabur dan Injil diturunkan ke dunia sekaligus.  Adapun Al-Quran, diturunkan sekaligus juga tapi tidak langsung ke dunia (kepada nabi Muhammad, SAW). Al-Quran diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Bait Al-'Izzah di langit dunia (langit lapisan pertama) pada malam al-qadr (malam kemuliaan) dari bulan Ramadhan sebagaimana firman Allah, SWT:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan(1).Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?(2).Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan(3).Para malaikat dan Ruh (Jibril) turun pada malam itu (ke dunia) dengan izin Tuhan mereka (untuk) mengatur segala urusan(4).Malam itu adalah malam yang penuh dengan kedamaian hingga waktu terbit fajar (5).
Selanjutnya Al-Quran diturunkan dari Bait Al-'Izzah kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap. Demikianlah adanya sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas, RA. Jadi tidak ada musykilah (kesulitan) untuk memahami bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan tapi faktanya diturunkan secara bertahap pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya, seperti : Syawal, Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan lain-lain.
Faedah :
Perlu memanfaatkan Ramadhan untuk meluangkan lebih banyak waktu guna mendalami Al-Quran dengan niat mendapat hidayah agar terhindar dari dhalalah;  sehingga tidak bingung dalam membedakan yang benar dan yang salah dalam hidup ini.
2, Ramadhan bulan pengampunan dosa, bulan yang barangsiapa berpuasa padanya karena alasan iman dan mengharap pahala maka dosa-dosanya yang lalu diampuni.
"مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " متّفق عليه
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena alasan iman dan mengharap pahala (kepada Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu".(HR Bukhari-Muslim).
Keterangan:
Untuk mendapat keutamaan ini, diperlukan iman dan ihtisab, yakni:
·         Mengimani yaitu men-tashdiq (membenarkan) serta men-taslim (menerima secara total, lahir dan bathin) bahwa puasa Ramadhan benar-benar perintah dari Allah Penguasa langit dan bumi termasuk bumi pertiwi (Indonesia) dimana belum diberlakukan hukum Allah secara utuh, murni dan konsekwen.
·         Mengimani bahwa Allah Maha Esa, Maha Sendiri dalam ketuhananNya, tidak bersekutu (bersyirik) dengan siapapun dalam seluruh bidang kekuasaan termasuk di bidang kekuasaan hukum. Sehingga apabila seorang muslim masih menolak dan mengingkari  kemaha-esaan Allah-dalam pengertian yang sempurna-berarti dia belum beriman atau masih kafir dan musyrik.
·        Men-dawam-kan (menterus-meneruskan) dzikir Laa Ilaaha Illallaah dengan perasaan takut, harap dan cinta kepada Allah, SWT sebagai mujahadah (kesungguhan) memperbaharui iman, sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW :"
 عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : جدّدوا إيمانكم. قيل يا رسول الله.. وكيف نجدّد إيماننا؟ قال: أكثروا من قول لا إله إلا الله. (أخرجه أحمد والطبراني).
Dari Abu Hurairah RA berkata: Bersabda Rasulullah SAW: "Perbaharuilah iman kalian!"  Ada yang bertanya :" Wahai Rasulullah…bagaimana cara kami memperbaharui iman kami?" Beliau bersabda : "Perbanyaklah mengucapkan Laa ilaaha illallah". (HR Ahmad dan Tabrani)
·         Meng-ihtisab yaitu mengharapkan pahalanya kepada Allah, SWT bahwa besarnya pahala puasa akan dibalas secara langsung oleh Allah, SWT di akhirat nanti, sebagaimana hadits qudsi yang artinya:" Setiap amal keturunan Adam adalah untuk dirinya. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus, kecuali puasa. Itu adalah untukKu dan Akulah yang akan langsung membalasnya. (HR Bukhari-Muslim)
·         Berpuasa dan beramal shaleh lainnya dengan mengharap pahala adalah termasuk ikhlash berdasarkan pola pemahaman ahlussunnah waljamaah, berbeda dengan pola pemahaman para sufi yang menganggap bahwa beramal shaleh dengan mengharap pahala masih termasuk belum ikhlash, sebagaimana diungkapkan oleh Rabi'ah Al 'Adawiyah.
3. Syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surga dibuka.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga (dalam riwayat lain, dibukalah pintu-pintu rahmat), dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah syaitan-syaitan.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Semua itu telah sempurna semenjak malam pertama bulan Ramadhan Mubaarak, berdasarkan sabda Rasulullah, SAW: ”Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, diikatlah syaitan-syaitan dan jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka tidak ada satu pintu pun yang dibuka, dan dibukalah pintu-pintu surga tidak ada satu pun yang tertutup, dan menyerulah sang penyeru: “Wahai orang yang ingin kebaikan… lakukanlah!, wahai orang yangingin kejelekan, kurangilah.” Dan Allah mempunyai orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi setiap malam.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah. Sanad ini hasan)
Keterangan :
Kita wajib mengimani bahwa surga dan neraka telah diciptakan dan dipersiapkan untuk masing-masing calon penghuni surga atau neraka. Maka jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu   surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Selain itu syetan-syetan jahat dari bangsa jin yang selalu berusaha menyesatkan manusia dibelenggu. Kabar gembira ini berfaedah untuk kita, agar kita semangat berusaha masuk surga dan berusaha untuk terhindar dari neraka serta terbebas dari kejahatan syetan dari bangsa jin.
"  Setiap  jiwa  (manusia)  pasti merasakan  kematian.  Dan  sesungguhnya  akan  ditunaikan  imbalan-imbalan kalian pada hari (masa) kiamat (akhirat). Maka barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan  kedalam  surga,  sesungguhnya  dia  telah  beruntung.  Dan  kehidupan  dunia  hanyalah kesenangan tipuan".(Terjemah QS 3 : 185)
Akhirul kalam :
Demikianlah tiga dari keutamaan Ramadhan yang dapat dimuat dalam tulisan ini. Masih banyak lagi keutamaan Ramadhan yang perlu diketahui dan diwaspadai karena banyak hadits-hadist dhaif dan maudhu' –menurut para pakar hadits-terkait dengannya.
v  Mari kita siapkan diri kita dengan introspeksi kondisi iman memasuki bulan Ramadhan tanpa harus menyambutnya dengan ucapan "Marhaban Yaa Ramadhan" mengingat tidak ada tuntunannya dari nabi Muhammad, SAW.
v  Mari kita berlindung kepada Allah dari kejahatan syirik yang kita ketahui dan minta ampun dari kejahatan syirik yang tidak kita ketahui.
v  Mari kita berniat untuk mengamalkan dan menyampaikan ilmu ini kepada orang lain.
v  Semoga Allah membimbing kita ke jalan yang lurus dan mengampuni dosa-dosa kita semua.
v  Semoga kita dimasukkan kedalam surgaNya dan dijauhkan dari nerakaNya.
v  Semoga kita didekatkan kepada ridhoNya dan dijauhkan dari murkaNya.
v  Semoga kita diwafatkan dengan husnul-khatimah, dengan ucapan terakhir Laa Ilaaha Illallaah bersamaan dengan hembusan nafas terakhir dari dunia yang fana ini, sebagaimana tunutunan Nabi Muhammad SAW:  
عَنْ مُعَاذ بنِ جَبَل - رَضِيَ الله عَنْه - قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى الله عَلَيهِ وَسَلَّم : مَنْ كَان آخِرُ كَلاَمِهِ مِنَ الدُّنْيَا لا إلهَ إلا الله دَخَلَ الجَنَّةَ. روَاه الإمَام أحمد وأبو داود والحاكم وضحّحه الألباني
Dari Abu Hurairah, RA katanya: Telah bersabda Rasulullah, SAW: "Barangsiapa terakhir ucapannya dari dunia adalah Laa Ilaaha Illallaah pasti masuk surga". (HR Imam Ahmad, Abu Daud dan Hakim. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).
سبحانك اللهمّ وبحمدك ، أشهد أن لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك